Bosan
Otak Mat Sastro lagi kacau. Dia sedang bosan. Tapi, bosannya bukan sembarang bosan. Mat Sastro sedang bosan dengan istrinya! Dilihatnya istrinya tiap hari begitu-begitu saja. Bangun pagi, seduh kopi, masak, bikin sarapan, bersih-bersih rumah, nyetrika baju dan itu, dan itu lagi. Pulang kantor, tanya ada cerita apa hari ini, menyiapakan makan malam, dan begitu begitu terus. Wajahnya juga tak bakal berubah. Mat Sastro bosan jadinya. Dia berpikir keras bagaimana caranya membunuh bosan ini. Kehabisan akal, dia pergi keluar rumah. Sepanjang jalan Mat Sastro lihat banyak warung nasi. Ada nasi uduk, nasi kabuli, nasi goreng, nasi rames, semua serba nasi. Seperti dapat wahyu dari Tuhan, terbetik sebuah pemikiran di benak Mat Sastro. Katanya, istriku itu ibarat nasi. Mau diapakan juga nasi asalnya tetap dari beras. Tinggal seberapa inovatif aku mengolah nasi itu menjadi varian masakan yang tak menjemukan. Mat Sastro geleng-geleng lalu senyum-senyum.