Kamis, 18 Februari 2010

Kain Tipis

Satu peristiwa. Malam pertama Mat Sastro dinyatakan sah “beristri”. Dalam tengah berdekapan, tiba-tiba istrinya turun ranjang. Lama tak kembali. Gelisah. Mat Sastro coba cari. Ia dapati istrinya pucat-emosi di antara pakaian-pakaian berserak di muka sebuah lemari. Diboponglah kembali ke ranjang. Sang istri tak lagi bernada. Diam. Satu-satunya aksi yang membuatnya kembali bersuara adalah setelah Mat Sastro mencubit bibirnya dengan bibir juga. “Sungguh saya ingin membuat Abang suka malam ini. Tapi kain tipis yang saya janjikan itu tak ketemu.” Mat Sastro tersenyum, “Apa karena tak ketemu lalu kau lupa tujuan pokok? Aku justru jadi tak suka karena cemberut wajahmu. Baik juga kau cari cara yang buat aku suka tanpa itu. Lebih penting bukan?” Setelah sang istri anggukkan kepala akhirnya terjadi percintaan juga. “Hmm…” Mat Sastro senyumsenyum sendiri mengingat peristiwa itu.

buletin sastra © 2008. Template by Dicas Blogger.

TOPO