Sajak-Sajak Kenyot Adisattva
Di Ranjang
Kepada:
__As-Syu'ara'; yattabi'uhumul ghawun__
Pada ranjang tanpa alas
Pena hendak menodai kertas
Kertas bertanya:
Apa yang bakal terlahir
Jika aku harus pasrah
Atas persenggamaan yang kau pinta
Pena menjawab:
Kita buat anak sebanyak-banyaknya
Kelak menjadi guru-guru kehidupan
Kertas:
Ya, karena birahimu
Aku lahirkan dewa-dewa
Namun tempo hari
Hanyalah dewa pembuat bencana
Lantas dewa apa esok hari?
Pena tak mau banyak cakap lagi
Otot-otot tegang tak tertahan
Sampai di ubun-ubun,
Tinta nafsu mencapai ujung tanduk:
Sudahlah!
Apapun yang terlahir
Aku harus segera menyetubuhimu
Daripada nanti tertumpah sia-sia
Awwgggh…egkh…hmmmh…
Mereka bersenggama
Menggelinjang dahsyat
Merintih-rintih
Tanpa tau bakal melahirkan apa
Selain puisi-puisi tak berguna
Ciputat:2009
Adhaninggar
Adhaninggar oh,
Hey adhaninggar
Sebuah nama
Penyulut rasa haru
Darah melilit tubuh
Nafas turut mengiba
Kau datang tiba-tiba
Di tengah gejolak perseteruan doa
Kelak hadirmu dalam harapan
Kami bertumpu
Adalah kelahiran Sulaiman
Bagi Daud sang raja
Dan lain Tuanmu punya kehendak
Kau diutus dengan perkara
Bak soal-soal ujian
Tanpa pilihan berganda
Adhaninggar
Sebuah nama yang memaksa bumi berteriak
Hingga langit turut gemetar dibuat
Nak!
Kami tlah tuntas menjawab soa-soal
Yang kau bawa
Sudahkah kau temu sayapmu
Sesampaimu di surga?
Shallahu 'ala Thaha
Wa shallallahu 'ala Yasin
Allahumma sholli 'ala Nabiyyikal Musthafa
Shalatan daiman abadan
Wa ila ruhi “Lintang Alawiyah”
laha Al Fatihah...
Ciputat:2009